Jumat, 21 Agustus 2015

08.10.00

from @indoadvent
Setelah kabar kematian, kecelakaan, dan hilangnya pendaki saat sedang melakukan kegiatan pendakian gunung, kini kabar duka lainnya hadir meramaikan dunia pendakian. Beberapa gunung di pulau Jawa, yang biasa didaki, mengalami bencana kebakaran. Mulai dari gunung Merbabu, Lawu, Merapi, Slamet, Ciremai, hingga Semeru kini sedang bergelut dengan si jago merah. Belakangan ini, cuaca memang sedang panas-panasnya karena saat ini negara kita memang masih dilanda musim kemarau, namun belum diketahui pasti sebab-sebab terjadinya kebakaran di beberapa Gunung Tinggi tersebut. Beberapa pakar berspekulasi sebab kebakaran-kebakaran di gunung ini diantaranya mungkin saja disebabkan oleh ulah manusia. Bisa karena pembakaran lahan yang dilakukan masyarakat, atau ulah pemburu hewan, atau bisa juga disebabkan oleh tindakan para pendaki gunung. Nah lo, pendaki masih kerap disebut-sebut sebagai salah satu penyebab terjadinya bencana alam ini, kenapa? Apa para pendaki hanya jadi kambing hitam? Atau memang faktanya demikian? Jawabannya mudah, karena dulu, sering terjadi hal serupa yang disebabkan ulah pendaki gunung yang teledor, baik saat membuat api unggun, atau membuang puntung rokok sembarangan, sehingga tak heran kalangan pendaki jadi salah satu opsi untuk dijadikan kambing hitam atas timbulnya bencana ini. Ya, meski mungkin buka kita-kita pelakunya, namun hal ini patut untuk kita renungkan bersama, sebagai bahan pembelajaran, introspeksi dan evaluasi diri.

Dulu-dulu mungkin kejadian seperti ini juga pernah terjadi, namun terus terang, bagi saya yang masih newbie dan masih sangat awam dengan dunia pendakian, tragedi ini rasanya merupakan yang pertama yang begitu menyita perhatian sekaligus sedikit menampar hati saya. Beberapa gunung yang identik sebagai destinasi pendakian di Indonesia, tiba-tiba mengalami bencana yang serupa secara hampir bersamaan. Pertanyaan besar otomatis langsung terlintas dalam benak saya, ada apa ini? Apa ini sebuah pertanda kalau alam mulai marah? Atau Tuhan mulai murka pada kita semua?

Ditengah semakin gegap gempitanya dunia pendakian dewasa ini, kejadian ini seharusnya menjadi bahan renungan yang sangat bagus bagi para pendaki, entah itu bagi mereka yang telah senior, ataupun buat kawan-kawan yang masih pemula atau newbie seperti saya ini. Selama kita melakukan pendakian-pendakian menuju puncak tertinggi, barangkali kita telah mengabaikan rasa kepedulian terhadap alam. Mungkin selama ini kita sudah terlalu egois dan arogan termakan ambisi ingin menaklukkan gunung saja, hingga melupakan rasa hormat, sopan, dan santun terhadap sang tuan rumah, yakni gunung itu sendiri yang merupakan bagian dari alam semesta.

Bencana ini hampir dipastikan bakal melahap banyak keindahan yang tersimpan di tanah-tanah tertinggi, seperti di Ciremai misalnya, kabarnya banyak sekali vegetasi bunga edelweiss yang hangus dilahap di jago merah. Atau di gunung Merbabu, kabarnya api yang berkobar sudah mulai membakar sabana 2 yang sering kita jadikan tempat berfoto ria. Menyedihkan memang, namun sekali lagi hal merupakan pesan yang sangat bagus sebagai bahan renungan dan pembelajaran bagi kita semua, agar di kemudian hari kita bisa bertansformasi menjadi pendaki yang lebih baik dari kemarin. Semoga api yang sedang membara di gunung-gunung Indonesia cepat mereda dan menghilang, mari kita berdoa bersama, mari kita renungkan bersama, mari kita evaluasi diri bersama-sama.

Tulisan ini hanya sebuah opini dan coretan dan penulis, jika ada salah-salah kata, mohon dimaafkan. Sebagai penutup, saya akan mengutip sebuah bait dari lagu Ebiet G Ade yang berjudul "Berita Kepada Kawan", rasanya sangat cocok sekali dengan kondisi yang ada saat ini. Salam Lestari!

Mungkin Tuhan mulai bosan
Melihat tingkah kita
Yang selalu salah dan bangga
dengan dosa-dosa
Atau alam mulai enggan
Bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya pada
Rumput yang bergoyan
g

0 komentar:

Posting Komentar