7 Kesalahan Pendaki Pemula - Hampir di setiap perjalanan mendaki, saya sering sekali menemukan para pendaki (yang mungkin seorang pemula) yang melakukan banyak kesalahan yang lumayan fatal dan terlihat lucu ditengah pendakian. Kadang saya senyum-senyum sendiri saat melihat hal tersebut, karena teringat dulu saat saya juga pernah melakukan kesalahan-kesalahan semacam itu, hehe.
Kita semua pasti bermula dari satu titik awal, baik sekarang kita telah menjadi seorang pendaki profesional, backpacker berpengalaman, atau petualang penakluk puncak tertinggi, namun pada awalnya kita semua pasti memulai dari posisi yang sama, yakni seorang pemula. Saat baru pertama kali melakukan pendakian, kita pasti pernah mengalami perasaan kikuk dan bingung dengan berbagai hal yang baru ditemui saat memasuki dunia pendakian, hingga akhirnya banyak melakukan kesalahan-kesalahan bodoh yang tak seharusnya kita lakukan.
Salah satu sifat alami manusia adalah selalu belajar untuk berubah ke arah yang lebih baik. Dan salah satu metode belajar paling baik dan efektif, adalah dengan belajar dari kesalahan yang pernah dilakukan.
Beberapa kesalahan yang sering dilakukan para pendaki pemula berikut ini mungkin bisa kita jadikan bahan pembelajaran bersama agar kita dapat menjadi pendaki yang lebih baik di kemudian hari.
1. Membawa banyak barang tak penting
Ini merupakan salah satu kesalahan yang biasa dilakukan oleh para pendaki pemula. Menurut pengalaman saya saat dulu pertama mendaki, daftar barang yang ingin saya bawa benar-benar sangat banyak, terutama bekal makanan dan pakaian. Beruntung saat itu saya coba berkonsultasi kepada kawan yang sudah berpengalaman mendaki, sehingga akhirnya saya tak jadi membawa semua barang dalam daftar tersebut. Bisa dibayangkan betapa ribet dan beratnya keril yang saya gendong jika semua barang tersebut jadi saya bawa, hehe.
Cobalah untuk mempertimbangkan dan mengevaluasi setiap barang yang akan dibawa sebelum melakukan pendakian. Lihat kegunaan dan prioritasnya, usahakan untuk tidak membawa 2 barang dengan fungsi yang sama, misalnya kamu membawa 2 pasang sepatu, yang satu untuk medan yang mudah, yang lainnya untuk medan yang terjal dan berat. Pertimbangkanlah untuk membawa sepasang sepatu saja yang bisa digunakan dan diandalkan di segala medan.
Efisiensi dan nilai praktis barang dan peralatan merupakan acuan yang penting untuk dipertimbangkan. Dengan membawa sedikit barang yang efisien dan sesuai kebutuhan, beban keril yang harus kita gendong sepanjang perjalanan akan menjadi lebih ringan dan simpel, sehingga memudahkan pergerakan selama pendakian.
2. Malas makan
Saat tiba di lokasi perkemahan setelah melakukan perjalanan pendakian yang panjang dan melelahkan, banyak pendaki pemula biasanya langsung memasang tenda dan pergi tidur, karena mungkin terlalu lelah untuk mengambil air, memasak makanan, atau sekedar ngemil. Padahal makan setelah perjalanan panjang dan melelahkan adalah satu hal yang penting untuk dilakukan, mengingat tubuh kita perlu banyak asupan nutrisi setelah energi kita terkuras habis dalam perjalanan panjang pendakian.
Menjaga dan memantau asupan nutrisi yang cukup untuk tubuh kita sangat penting dilakukan, agar tubuh kita tetap dalam terjaga kondisi yang prima dan jauh dari penyakit yang akan sangat menghambat perjalanan berikutnya.
3. Tidak peduli kondisi cuaca
Cuaca di gunung adalah satu hal yang tak dapat ditebak dan diperkirakan dengan pasti. Namun, bukan berarti perkiraan cuaca terkini bisa kita abaikan begitu saja. Meski jarang 100% akurat, perkiraan cuaca bisa kita jadikan acuan untuk menentukan langkah persiapan yang harus dilakukan.
Banyak pendaki yang melakukan kesalahan fatal dalam memilih waktu pendakian saat cuaca sedang benar-benar buruk, dan parahnya mereka pergi dengan tanpa didukung persiapan peralatan yang memadai. Misalnya tetap melakukan pendakian saat cuaca sangat buruk dengan tanpa membawa peralatan pendukung seperti jas hujan, coverbag, dan flysheet sebagai pelindung diri dari hujan.
Cobalah untuk sedikit melakukan riset kondisi cuaca sebelum berangkat mendaki gunung, agar kita bisa menghindari dan mengantisipasi segala kesulitan yang mungkin terjadi dengan persiapan fisik, peralatan, dan perbekalan yang memadai.
4. Memakai pakaian yang tidak sesuai
Pakaian berbahan katun boleh saja dipakai jika pendakian yang dilakukan hanya dalam waktu singkat, misalnya hanya sehari atau dua hari. Namun untuk pendakian jangka panjang, pakaian berbahan katun sangat tidak dianjurkan. Jika waktu perjalanan pendakian cukup panjang, lebih baik memilih pakaian berbahan polyester.
Bahan polyester punya lebih banyak keunggulan, yakni dapat kering dengan mudah dan cepat, hal ini akan sangat berguna saat menghadapi hujan dan udara yang sangat dingin. Kaus kaki berbahan wol juga lebih baik digunakan daripada bahan katun. Dan satu lagi, cobalah untuk tinggalkan celana jeans anda di rumah, selain sulit mengering, celana jeans juga sangat tidak efektif dalam menghadapi udara yang sangat dingin.
5. Membawa banyak makanan kaleng
Oke, makanan kaleng memang cocok untuk dibawa saat pendakian. Namun makanan kaleng memiliki berat yang cukup lumayan, terlalu banyak membawanya akan menambah beban dan menghasilkan banyak sampah yang merusak lingkungan.
Pertimbangkanlah untuk memindahkan isi makanan kaleng tersebut kedalam plastik dan simpan di tempat yang cukup aman sebelum berangkat mendaki. Hal ini akan meringankan beban anda dan mengurangi sampah kaleng yang dihasilkan. Sampah plastik akan lebih ringan dan simpel untuk anda bawa pulang kembali.
6. Meninggalkan banyak barang penting di rumah
Jas hujan, alat makan, alat penerangan, dan tissue toilet adalah beberapa barang yang dulu sering lupa saya bawa, hingga akhirnya menyesal saat tiba di lokasi pendakian karena betapa pentingnya peran barang-barang tersebut.
Cek dengan teliti barang-barang yang akan anda bawa saat packing, pastikan jangan ada barang penting yang tertinggal di rumah.
7. Meninggalkan sampah pendakian
Jangan meninggalkan apapun selain jejak kaki
Jangan mengambil apapun selain gambar/foto
Jangan membunuh apapun selain waktu
Sampah dan bahkan kadang kala kotoran manusia tak jarang saya ditemukan saat perjalanan pendakian, hal ini benar-benar sangat mengganggu kenyamanan dan keindahan, dan jelas-jelas sangat merusak alam.
Hal ini merupakan kesalahan paling parah yang sering dilakukan para pendaki pemula. Beberapa diantaranya mungkin melakukan kesalahan tersebut karena kurangnya pemahaman tentang pentingnya menjaga kelestarian alam.
Namun berkaca dari pengalaman, sebenarnya bukan hanya pendaki pemula saja yang sering melakukan kesalahan seperti ini, banyak juga oknum pendaki yang cukup berpengalaman tetap melakukan perbuatan-perbuatan yang kurang terpuji, meski sudah paham dan tahu aturan dasar bertualang di alam bebas.
Meski bukan dari kalangan pecinta alam, cobalah untuk selalu berusaha menjaga kebersihan dan kelestarian gunung, bawa kembali sampah pendakian yang kamu hasilkan dan kubur kotoran yang kamu buang. Karena jika bukan para pendaki yang menjaga dan melestarikan alam, siapa lagi? Toh setelah alam menjadi kotor dan rusak, kita juga yang akan dirugikan.
***
Sebagau catatan, tidak semua pendaki pemula pernah melakukan kesalahan-kesalahan seperti yang saya sebutkan di atas. Banyak juga pendaki pemula yang cerdas, selalu membekali dirinya dengan pengetahuan sebelum melakukan pendakian, sehingga bisa menghindari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.
Tulisan ini hanya sekedar sarana untuk berbagi dan sebagai bahan pembelajaran bersama, bukan untuk menghakimi atau menggurui siapapun. Mari bersama-sama berusaha untuk pendaki yang cerdas dalam melakukan persiapan dan peduli dengan kelestarian alam.
Baca juga tips-tips mendaki gunung seperti : tips mendaki gunung sendirian (solo hiking), tips mendaki malam, tips packing, tips mendaki di musim hujan, dan masih banyak lagi tips lainnya yang mungkin bisa dijadikan bahan pembelajaran bersama. Semoga bermanfaat, Salam Lestari!
0 komentar:
Posting Komentar