Minggu, 31 Januari 2010

Gunung tertinggi didunia (yang sebenarnya)?

Dari Angkasa, Everest Bukan Titik Tertinggi di Dunia

Bila dilihat dari angkasa, atau dari bulan. Ternyata Gunung Everest bukan menjadi titik tertinggi di dunia. Chimborazo di Ecuador jawabannya.
Seperti kita tahu, Gunung Everest di Himalaya dengan ketinggian 8.818 meter di atas permukaan laut (mdpl) merupakan puncak tertinggi yang ada di bumi. Namun, bila kita melihatnya dari angkasa, predikat gunung tertinggi tersebut jadi berubah arah.

Masalahnya begini, bumi ternyata tak sepenuhnya bulat. Kaum matematikawan menyebut fenomena ini oblate spheroid, yang kira-kira berarti gelembung di seputar khatulistiwa. Karena pepatan berat di kutub, bumi menjadi mirip bola yang ditekan dua sisi. Jadi orang-orang yang tinggal di garis khatulistiwa, sebenarnya sudah berdiri lebih “tinggi”, daripada pulau lain. Ini berarti pula, lebih dekat ke angkasa, daripada orang-orang yang tidak tinggal di dekat gelembung khatulistiwa.
Negara-negara seperti Ekuador, Kenya, dan Indonesia terbilang paling mendekati bulan dengan teori ini. Kalau dihitung, orang-orang di khatulistiwa berada lebih dekat 13 mil ke angkasa, daripada orang-orang yang tinggal di kutub utara atau selatan.
Lalu kalau begitu, puncak tertinggi di mana yang paling dekat dengan angkasa di garis khatulistiwa tersebut. Paling tidak ada tiga gunung tinggi di wilayah ini. Gunung Kenya di Kenya, gunung Kilimanjaro di Tanzania dan deretan gunung salju di Andes. Dus, kalau kita mendaki salah satu gunung itu saja, berarti kita berada lebih dekat ke angkasa dan bulan, ketimbang mendaki Everest.
Joseph Senne, seorang insinyur yang juga surveyor, pernah mengkalkulasi berapa jauh sisa jarak dari deretan gunung khatulistiwa tersebut ke angkasa, khususnya bulan. Joseph dalam melakukan analisa tersebut, kemudian juga dibantu Neil deGresse Tyson, pengarang buku ilmu pengetahuan. Beberapa karyanya banyak mengupas mengenai sains dan kosmos. Buku-bukunya yang terkenal adalah Death by Black Hole, dan Other Cosmic Quandaries.
Sebetulnya hal ini sudah menjadi pengetahuan umum pada masa abad 18. Ketika Everest masih belum diketahui surveyor Britania, Chimborazo dianggap gunung tertinggi. Dan ketika telah ditemukan pun kenyataan cembungnya bagian katulistiwa telah dikemukan oleh geograf terkemuka Jerman abad 18, von Humboldt.
“Ketika kami selesai menghitung,” lanjut Joseph, “Kami pikir kami telah menemukan sebuah titik baru di dunia yang terdekat ke bulan dan angkasa luar,” tuturnya, kepada Robert Krulwich, reporter radio nasional publik (NPR)-AS, akhir minggu lalu.
Jawabannya adalah gunung Chimborazo di Ecuador. Gunung Chimborazo merupakan gunung di dataran tinggi Andes. Yang menurut ukuran Joseph, ternyata memiliki tinggi 1,5 mil lebih dekat ke angkasa dibandingkan Everest.
Namun tetap saja, kalau melihat titik tertinggi dari patokan garis laut, Everest tetap menjadi rajanya. Namun bila kita berdiri di bulan, dan mencari titik terdekat yang ada dibumi. Puncak Chimborazo, jawabannya.
(sulung prasetyo)


sumber : sinarharapan.co.id
Rabu, 20 Januari 2010

Macan Tutul Jawa Tertangkap Kamera TNGHS

Dua ekor macan tutul jawa (Panthera padus melas) dewasa tertangkap kamera yang dipasang tim pemantau macan Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Hasil cetak foto dari kamera tersebut juga mengungkap jalur jelajah satwa langka tersebut dilintasi oleh manusia.

”Untuk mengetahui populasi dan penyebaran macan tutul jawa, kami melakukan monitoring dengan memasang kamera pengintai (camera trap) pada 17 Desember 2009 hingga 5 Januari 2010. Hasilnya, antara lain, dua ekor macan tutul jawa dewasa terfoto oleh kamera itu,” kata Kepala Balai TNGHS Bambang Supriyanto di Bogor, Sabtu (16/1).

Lokasi pemantauan macan di lakukan di dua titik di kawasan resor Gunung Kendeng sekitar 1.165 meter di atas permukaan laut dan 1.011 di atas permukaan laut. Metode yang dipakai adalah pemasangan kamera pengintai serta pengamatan langsung terhadap tanda berupa bekas cakaran (marking), jejak tapak kaki (footprint), kotoran (faeces), dan identifikasi jenis pakan.

Selain memastikan keberadaan dua ekor macan dewasa itu, hasil pemantauan juga menunjukkan ketersediaan pakan bagi macan mencukupi.

Bekas cakaran dan jejak tapak kaki yang ditemukan di areal pemantauan menunjukkan kawasan itu memang kawasan jelajah dan teritorial macan tutul jawa.

Dari kotorannya yang ditemukan jelas sekali bahwa satwa itu memangsa babi, musang, dan primata.

”Kawasan TNGHS memang habitat terbaik bagi macan jawa. Satwa ini pemangsa puncak pada rantai makanan di kawasan hutan TNGHS. Mereka mengendalikan hama babi dan musang di hutan taman nasional sehingga tidak menjadi hama bagi petani yang bertani atau berkebun di sekitar kawasan,” ujar Bambang.

Kawasan TNGHS terletak di Kabupaten Bogor, Sukabumi, dan Lebak seluas 113,357 hektar. Saat ini populasi macan tutul jawa berkisar 41-45 ekor. (RTS)

sumber:
http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/01/18/03131958/macan.tutul.jawa.tertangkap.kamera.tnghs
Jumat, 15 Januari 2010

Pendaki Gunung Hilang di Gunung Cikuray

GARUT--MI: Seratusan personil Polres Garut, Jawa Barat dan kelompok pecinta alam setempat 'Jenggala' sejak Jumat (15/1) pagi melakukan penyisiran di kawasan Gunung Cikuray, Garut, mencari keberadaan Reni Komalasari, 18, yang menghilang di gunung itu.

Komalasari, warga Jl Maulana Hasanudin Rt.04/03 Kecamatan Cipondoh Makmur, Tanggerang, Banten, sejak 20 Desember 2009 hingga saat ini selama 26 hari, menghilang di belantara hutan Gunung Cikuray.

Sebelumnya, korban melakukan pendakian bersama 13 rekan lainnya, namun saat turun gunung melintasi jalur menuju Kecamatan Bayongbong, Reni sempat duduk kelelahan kemudian ditinggalkan tiga rekan lainnya mencari air, namun ketika kembali, Reni tidak ada lagi di tempat tersebut.

Orang tua Reni baru melapor ke polisi Kamis (14/1), sedangkan berdasarkan pengakuan rekannya selama ini terus-menerus melakukan pencarian, yang sebelumnya pun tidak pernah melapor ke aparat manapun untuk mendaki gunung berketinggian sekitar 2.800 mdpl tersebut.

Untuk melakukan pencarian, jajaran Polres Garut, membentuk tim internal dengan melibatkan seluruh fungsi kepolisian, termasuk menjalin koordinasi dengan pecinta alam Jenggala.

Empat personil Jenggala sejak Kamis sore berangkat ke lokasi untuk membuka jalur pencarian oleh Tim internal mulai Jumat dini hari (15/1).

Diperoleh informasi, Reni Komalasari baru pertama kali melakukan pendakian gunung setinggi ribuan meter di atas permukaan laut itu. Bahkan kedua orang tuanya di kampung, sebelumnya tidak menyetujui putrinya itu melakukan pendakian. (Ant/OL-01)

sunber : http://www.mediaindonesia.com/read/2010/01/15/117179/123/101/Seorang-Pendaki-Hilang-di-Gunung-Cikuray