Senin, 24 Agustus 2015

Mau Mendaki Gunung, Apa Saja yang Perlu Kamu Persiapkan?

photo from pixabay
Belakangan ini, kegiatan mendaki gunung sedang mengalami penanjakan popularitas yang cukup signifikan. Tiap harinya, banyak sekali peserta baru yang mulai senang menggeluti kegiatan yang sebenarnya tergolong olahraga yang cukup ekstrem ini. Mendaki gunung memang menawarkan banyak sekali manfaat, melakukan perjalanan panjang nan melelahkan merupakan olahraga yang bagus untuk tubuh, menghirup udara segar dan menikmati pemandangan indah akan sangat baik untuk menghindari stress, dan masih banyak lagi kebaikan yang bisa didapat dari olahraga alam bebas yang satu ini. Sayangnya, tak sedikit dari mereka para pemula, melakukan pendakian pertamanya tanpa dibekali dengan modal pengetahuan dan peralatan yang baik dan benar, atau bisa dibilang modal nekat lah, sehingga menimbulkan kejadian-kejadian buruk yang tak diinginkan. Saat mendaki gunung, ada banyak sekali resiko dan bahaya yang bisa mengancam, kadangkala bahaya tersebut bahkan bisa sampai merenggut nyawa.

Demi menghindari hal-hal buruk yang bisa terjadi, bagi kamu yang baru mulai ingin mendaki, ada baiknya untuk terlebih dahulu mempelajari berbagai hal terkait dengan aturan, prosedur keselamatan, dan hal-hal mendasar lainnya tentang dunia pendakian, agar pendakian pertamamu berjalan dengan aman, lancar, dan selamat sampai tujuan. Caranya, bisa dengan bertanya pada mereka yang telah berpengalaman, bisa juga dengan menonton film-film bertema pendakian, atau bisa baca tips-tips mendaki yang ada di blog ini (promosi dikit, hehe). Nah, kali ini, kami juga akan mencoba memberikan tips tentang hal-hal yang harus kamu persiapkan saat hendak mulai mencoba melakukan pendakian gunung. Buat para pendaki senior, bahasan dalam artikel ini mungkin tak terlalu menarik, namun untuk mereka yang masih newbie alias pemula, alias baru mau mulai nyoba mendaki, mungkin beberapa bahasan dalam artikel ini bisa sangat berguna. Tak perlu berlama-lama, langsung saja kita bahas satu persatu ya guys.

Temukan Alasan yang Tepat

Kenapa kamu ingin mendaki gunung? Alasan setiap orang pastinya berbeda-beda, ada yang ingin mencoba olahraga baru, ada yang ingin menikmati pemandangan alam, ada yang cuma ikut-ikutan tren, ada yang ingin nyari jodoh (sangat tidak disarankan, hehe), atau mungkin ingin kabur dari rumah (sangat-sangat tidak disarankan), atau apalah bebas, masih banyak alasan lain yang bisa kamu buat sebagai alasan yang melatarbelakangi niat kamu untuk menyambangi gunung-gunung tertinggi. Yang pasti, kamu perlu tahu alasan pastinys kenapa kamu ingin mendaki, dan usahakan untuk mencari alasan yang positif, agar pendakian yang kamu lakukan lebih bermakna, lebih bermanfaat, dan bisa memberikan pelajaran berharga untuk kehidupan kamu. Dengan alasan yang jelas, kamu bakal mudah untuk menetapkan tujuan pendakian yang akan kamu lakukan.

Mendaki adalah Olahraga yang Berat

Ini sangat penting untuk diingat dan dipahami, hiking atau mendaki gunung bukanlah olahraga enteng yang bisa dilakukan tanpa persiapan fisik ya guys. Apalagi jika sehari-harinya kamu sangat jarang berolahraga, mendingan jangan berangkat dulu lah, daripada nantinya kepayahan dan nyusahin orang lain. Latih dulu fisikmu minimal seminggu sebelum hari pendakian, demi kelancaran dan keamanan pendakian yang akan kamu lakukan.
Untuk tambahan silahkan baca latihan fisik untuk mendaki gunung dan cara menjaga stamina saat mendaki.

Kaki adalah Modal Utama dalam Pendakian

photo from pixabay
Secara kan ketika mendaki gunung, kita pastinya harus berjalan berkilo-kilo meter sambil memikul beban yang super berat, jadi kakimu harus benar-benar dipersiapkan dan diperlakukan dengan baik agar bisa selalu kamu andalkan untuk terus berjalan di medan pertempuran. Untuk persiapannya, perbanyak porsi latihan fisik untuk meningkatkan kekuatan kakimu, dan untuk prakteknya, pilih alas kaki (disarankan untuk menggunakan sepatu hiking) yang pas, berkualitas, dan pastinya nyaman untuk dikenakan oleh kedua kakimu.

Pilih Pakaian yang Sesuai

Saat mendaki gunung, pastinya kita bakal berada di alam bebas yang udara dan cuacanya bisa berubah-ubah tak karuan, dan lagi kamu tahu sendiri kan gimana dinginnya udara pegunungan, jadi siapkan dan pilih pakaian yang sesuai dengan kondisi yang bakal dihadapi. Untuk menghadapi udara dan angin yang dingin, kamu bisa bawa jaket atau baju hangat yang windproof (lebih bagus lagi kalau waterproof), dan untuk menghadapi perubahan cuaca saat melakukan perjalanan, kamu bisa pilih pakaian dengan bahan yang mudah kering dan nyaman digunakan untuk bergerak bebas.

Soal Air Bersih dan Makanan

Jika beruntung, kamu bakal menemukan sumber-sumber matai air super jenih yang bisa langsung kamu minum di pegunungan sana, namun untuk lebih amannya, gunakan water filter atau water purifier pada air yang kamu ambil untuk perbekalan. Untuk soal ransum perbekalan, kamu perlu membawa makanan yang mudah disajikan sekaligus mengandung cukup gizi dan kalori yang diperlukan tubuh. Tapi itu mah tergantung kamu juga sih, kalau kamu senang masak-masak ceria di gunung, silahkan bawa bahan-bahan masakan yang dibutuhkan. Tapi buat yang males masak, mending bawa yang simpel-simpel saja lah.

Pilih Carrier yang Sesuai, Nyaman dan Bekualitas

photo from pixabay
Mendaki sambil menjinjing kantong kresek berisi barang-barang perbekalan yang seabrek pastinya ngga mungkin banget kan, so kamu butuh tas ransel atau carrier yang sesuai dengan kebutuhan. Untuk pendakian dengan rute jauh dan bakal makan waktu lama, pastikan kamu piliha carrier dengan kapasitas besar diatas 50 liter, karena pasti kamu bakal bawa peralatan dan perbekalan yang super banyak. Selain ukuran, kamu juga perlu memperhatikan sisi kualitas dan kenyaman carrier yang akan kamu pakai. Jangan terlalu tergiur dengan harga murah, jika nantinya bakal menyusahkan karena bikin pegel punggung, atau ada tali yang putus dan bagian carrier yang sobek. Carrier adalah salah satu peralatan paling penting dalam kegiatan mendaki gunung, jadi tak ada salahnya jika mengeluarkan uang sedikit lebih banyak demi keamanan dan kenyamanan pendakian yang akan kamu lakukan.

Buat Daftar Barang Bawaan dan Packing dengan Benar

Cek dan ricek terus daftar peralatan dan perbekalan yang akan kamu bawa mendaki, karena seringkali terjadi ada barang penting yang tertinggal, apalagi kalau kamu cukup pelupa. Kalau bingung apa saja yang perlu kamu bawa, bisa baca daftar perlengkapan mendaki gunung. Lalu kamu perlu packing barang-barang tersebut ke dalam carriermu dengan cara yang baik dan benar, agar kenyamanan punggung saat memikul carrier bisa tetap terjaga. Untuk mengetahui cara packing yang benar, silahkan baca disini.

Tentang Urusan Buang Membuang Kotoran

Yang dimaksud disini bukan soal kotoran seperti sampah plastik dan kawan-kawannya, tapi soal kotoran yang dihasilkan oleh sistem pencernaan tubuhmu. Kamu perlu tahu aturan-aturan baku saat hendak pipis atau poops di arena pendakian sana. Kamu nggak boleh sembarangan buang-buang dimana saja sesuka hati, karena bisa membahayakan penghuni gunung dan juga pendaki lain (alias bisa jadi ranjau darat, hehehe). Untuk lebih jelasnya tentang tata cara buang air di gunung, silahkan baca artikel ini.

Persiapkan Diri untuk Situasi Darurat

Selama kamu melakukan persiapan fisik dengan baik, dan selama kamu mengikuti aturan keselamatan yang berlaku, insyaalloh ngga bakalan terjadi hal-hal yang tak diinginkan. Namun datangnya kecelakaan tak pernah ada yang tahu, karena bisa saja kecelakaan tersebut datangnya dari faktor di luar diri kita sendiri, sehingga kita tak bisa menghindarinya. Maka dari itu, kamu perlu belajar bagaimana cara menangani keadaan darurat saat sedang mendaki gunung. Misalnya, cara mengatasi situasi tersesat di hutan, atau cara mengatasi serangan hipotermia. Bawa selalu survival kit dan peralatan P3K untuk bekal mengantisipasi keadaan darurat

Selalu Utamakan Keselamatan

Belakangan ini, aksi-aksi selfie yang dilakukan orang semakin menggila saja, ada yang nekad naik ke tower dengan tanpa pengaman, ada yang bela-belain naik ke tiang listrik, ada juga yang bergelantungan di jembatan, dan masih banyak lagi hal-hal gila yang dilakukan orang, hanya untuk sekedar memotret diri sendiri untuk kemudian dipamerkan di media sosial. Buat kamu-kamu yang doyan selfie di gunung, jangan senekad itulah, beberapa waktu lalu kan sudah ada korban meninggal gara-gara selfie di gunung Merapi, hargailah nyawamu. Bukan cuma soal urusan selfie, dalam hal apapun yang kamu lakukan di gunung, prioritaskan untuk selalu mengutamakan keselamatan, ngga lucu juga kan kalau kamu pulang mendaki hanya tinggal nama.

Pelajari Aturan, Etika, dan Larangan saat Mendaki

photo from pixabay
Ada banyak sekali hal yang perlu kamu tahu dan pelajari soal dunia pendakian, dan hal terakhir ini adalah salah satu yang terpenting yang sering diabaikan banyak orang. Untuk aturan tentang dunia pendakian sendiri kebanyakan memang merupakan aturan tak tertulis, namun seiring dengan semakin majunya teknologi informasi, kini telah banyak para pendaki senior yang telah membuat tulisan soal aturan pendakian, kamu hanya perlu mencari dan membacanya dengan seksama. Sedangkan untuk aturan gunung yang akan kamu daki, biasanya akan diberitahukan di pos pendakian.
Kemudian ada etika yang telah dipelihara kalangan pendaki gunung sejak zaman dahulu kala. Soal etika terhadap alam raya, ataupun terhadap sesama pendaki gunung yang kita temui saat pendakian. Sopan santun, saling membantu, ramah, dan bersahabat merupakan nilai-nilai positif yang telah lekat dengan budaya para pendaki di Indonesia. Dan untuk larangan-larangan yang tak boleh kamu lakukan, bisa kamu baca di sini.

Itulah sedikit bahasan soal hal-hal penting yang perlu kamu persiapkan jika hendak mencoba kegiatan mendaki gunung. Jika ada salah-salah kata atau fakta, mohon dimaafkan, karena penulis sendiri merupakan seorang pendaki yang masih pemula dan masih terus belajar untuk menjadi pendaki yang baik dan budiman. Jika kamu punya saran lain yang barangkali belum tercantum dalam artikel diatas, silahkan meluangkan waktu untuk menulis di kolom komentar, itung-itung bagi ilmu, siapa tahu banyak pendaki pemula yang membaca, hehe. Segitu saja dari kami, semoga bermanfaat, Salam Lestari!

Baca juga :
Tips untuk pendaki pemula
7 kemampuan yang harus dimiliki pendaki
Tips menjadi leader pendakian
Mengenal Hipotermia
Teknik bertahan hidup di alam bebas (survival skill)

Sabtu, 22 Agustus 2015

Gunung Sumbing (3.371 mdpl)

from summitmountain.wordpress.com
Info Gunung Sumbing - Sindoro dan Sumbing yang letaknya sangat berdekatan, membentuk lanskap pemandangan indah gunung kembar yang populer sebagai model lukisan sederhana ala anak-anak. Kedua gunung ini menjulang tinggi di tengah-tengah Provinsi Jawa Tengah, keduanya sering dijadikan destinasi pendakian para pendaki Gunung dari seluruh Indonesia. Kali ini, kami bakal menyajikan informasi tentang salah satu dari kedua gunung kembar ini, yakni Gunung Sumbing yang punya ketinggian lebih menjulang. Informasi yang akan dibahas di sini berupa gambaran singkat Gunung Sumbing, Informasi pendakian berupa jalur dan spot-spot menarik, serta tips-tips yang bisa diterapkan jika kamu ingin mendaki gunung ini.

Lokasi

from infopendaki.com

Gunung Sumbing berada di Provinsi Jawa Tengah, tepatnya masuk wilayah 3 Kabupaten, yakni Magelang, Wonosobo, dan Temanggung. Celah antara Gunung Sumbing dan Sindoro dilewati jalan yang menghubungkan Wonosobo dan Temanggung, yang terkenal dengan sebutan Kledung Pass. Gunung Sumbing merupakan gunung tertinggi kedua di Jawa Tengah, ketinggiannya hanya kalah dari Gunung Slamet.

Spot Menarik

Jika kamu mendaki gunung Sumbing, ada banyak sekali spot-spot menarik dan momen-momen yang bisa kamu temui di gunung indah ini. Berikut ini beberapa diantara spot dan momen menarik yang bisa kamu nikmati.

Sunrise

    Seperti di kebanyakan gunung-gunung tinggi, momen sunrise tentunya selalu memiliki nila spesial, tak terkecuali di Gunung Sumbing. Munculnya matahari saat pagi menjelang akan memberikan warna-warna indah di langit gunung Sumbing, belum lagi ada lautan awan yang menambah indah pemandangan, pokoknya poll banget lah buat kamu nikmati bersama secangkir kopi.

    from theclumsyduck.wordpress.com

    Kawah

      Gunung Sumbing merupakan gunung api aktif bertipe stratovolcano, tak heran di puncaknya terdapat kawah indah yang bisa kamu kunjungi. Tak ada data yang jelas kapan terakhir gunung ini meletus, namun dewasa ini, Gunung Sumbing nampaknya sedang sedikit tertidur, sehingga kawahnya pun tak terlalu menunjukkan aktivitas yang membahayakan. Dengan kondisi ini, kamu bisa mengunjungi langsung pasir yang ada di kawah ini, untuk sekedar berfoto atau mengagumi keindahan alam. Kawah Sumbing juga punya panorama alam yang indah, karena dikelilingi tebing batu yang sangat mempesona.

      from dewa arya

      View Gunung Sindoro

        Karena posisinya yang sangat berdekatan, wajar jika pemandangan Gunung Sindoro telihat jelas dari Gunung Sumbing. Sindoro yang gagah perkasa berdiri tegak di seberang, menampakkan pemandangan super mewah selama kamu melakukan pendakian.

        from @ulfawidyaaa

        Puncak

        Puncak Buntu (3.362 mdpl)

          from pecintaalam.org

          Puncak Sejati (3.371 mdpl)

            Jalur Pendakian

            Ada banyak sekali pilihan jalur untuk mendaki Gunung Sumbing, dengan yang paling populer dan sering digunakan para pendaki adalah via Garung. Kamu bebas memilih jalur mana yang akan kamu gunakan, setiap jalur memiliki karakteristik dan keindahan tersendiri. Jika baru pertama kali mendaki gunung ini, dengan tidak ditemani teman atau guide yang sudah pernah mendaki gunung ini, disarankan untuk memilih jalur yang ramai digunakan dan cukup populer, agar resiko tersesat bisa diminimalisir.

            Garung (Wonosobo)

              Garung merupakan nama sebuah desa yang terletak di sisi utara kaki gunung Sumbing. Jalur ini merupakan jalur paling populer yang sudah sejak dahulu digunakan para pendaki yang datang ke Gunung Sumbing. Tak jauh dari sini, bisa ditemukan basecamp pendakian untuk Gunung Sindoro, sehingga jalur ini sangat cocok digunakan untuk kamu yang berniat mendaki Sindoro Sumbing secara berurutan. Jalur Garung punya 2 rute yang bisa dilewati, yakni lewat jalur lama dan jalur baru, sekarang ini kebanyakan pendaki lebih memilih jalur baru.

              from gunungsumbing.id

              Total waktu perjalanan kurang lebih 8-9 jam tergantung speed mendakimu, rincian pembagian waktunya sebagai berikut :

              Basecamp menuju Pos 1 Malim kurang lebih sejam
              Pos 2 ke Pos 2 Gatakan kurang lebih 3 jam
              Pos 3 menuju Pestan kurang lebih 15 menit
              Pestan ke Watu Kotak kurang lebih 1 stengah jam
              Watu Kotak menuju Puncak Buntu/Kawah kurang lebih 2 jam

              Cepit Parakan (Temanggung)

                Jalur ini memang tidak seramai jalur populer di Garung, namun jalur ini punya keistimewaan pemandangan yang sangat indah sepanjang perjalanannya. Jalur ini terletak di Desa Cepit, Parakan, Kabupaten Temanggung. Jalur cepit ini biasanya dipakai oleh para peziarah, sehingga sangat sepi pendaki. Di jalur ini tidak akan ditemui basecamp pendakian, sehingga kamu perlu numpang di rumah penduduk untuk sekedar beristirahat dan melakukan persiapan pendakian.

                Untuk mendaki Gunung Sumbing lewat jalur ini, diperlukan waktu sekitar 7 jam perjalanan untuk sampai puncak. Rincian pembagian waktunya bisa dilihat di bawah ini :

                Pos Pengamatan menuju Pos 1 kurang lebih makan waktu sejam
                Pos 1 menuju Pos 2 kurang lebih makan waktu sejam
                Pos 2 menuju Pos 3 kurang lebih makan waktu sejam
                Pos 3 ke Kawah kurang lebih makan waktu 3 sampai 4 jam
                Kawah ke Puncak Buntu lalu ke Puncak Sejati kurang lebih makan waktu 15 menit

                Bowongso (Wonosobo)

                  Bagi kamu yang benar-benar baru mendaki gunung Sumbing, atau bahkan baru dalam dunia pendakian, disarankan untuk tidak memilih jalur ini saat hendak mendaki Gunung Sumbing. Jalur ini sangat sepi pengunjung karena memang kurang populer. Wajar saja masih sepi, karena jalur ini tergolong baru, belum terlalu lama dibuka untuk pendakian, yakni pada tahun 2007 lalu.

                  Waktu perjalanan pendakian Gunung Sumbing melalui jalur Bowongso kurang lebih bakal makan waktu sekitar 7 jam perjalanan, dengan rincian sebagai berikut :

                  Basecamp menuju Gardu Pandang kurang lebih stengah jam
                  Gardu Pandang menuju Pos 1 Taman Asmara kurang lebih stengah jam
                  Pos 1 menuju Pos 2 Bogel kurang lebih 3 jam
                  Pos 2 menuju Pos 3 kurang lebih sejam
                  Pos 3 ke Puncak Buntu kurang lebih 2 jam

                  Mangli (Magelang)

                    Sama seperti jalur Bowongso, Mangli merupakan jalur yang sangat sepi pengunjung. Meski jaraknyadan waktu tempuhnya paling efisien, namun karena sangat jarang dilalui pendaki, jalur ini tidak direkomendasikan untuk mereka yang baru pertama mendaki Gunung Sumbing.

                    Untuk jalur ini, waktu tempuh yang diperlukan kurang lebih selama 6 jam perjalanan, dengan rinciannya sebagai berikut :

                    Basecamp ke Pos 1 kurang lebih sejam
                    Pos 1 ke Pos 2 Tikungan kurang lebih 2 jam perjalanan
                    Pos 2 ke Pos 4 Pohon Tunggal kurang lebih sejam
                    Pos 4 menuju Puncak kurang lebih butuh waktu 2 jam

                    from @barayanwar
                    from @barayanwar

                    Sipetung (Temanggung)

                      Jalur ini kabarnya merupakan jalur baru dengan jarak dari basecamp ke puncak yang paling pendek dibanding jalur lainnya. Si Petung terletak di Desa Jambu Kec Kledung, basecamp pendakiannya sangat mudah dijangkau, dengan jarak 500 meter dari jalan raya. Belum diketahui dengan pasti rincian waktu perjalanan yang dibutuhkan untuk lewat jalur ini, menurut kabar mereka yang telah mendaki lewat sini, waktu tempuhnya tak jauh berbeda dengan jalur lain, yakni 7-8 jam perjalanan. Jalur Sipetung kabarnya menawarkan keindahan alam yang berbeda dari jalur lainnya. Jalur ini juga satu-satunya jalur yang punya sumber air yang berada di Pos 2.

                      from @sindoro_sumbing
                      from @sindoro_sumbing

                      Estimasi Biaya

                      Untuk ongkos menuju jalur pendakian yang kamu pilih, silahkan perhitungkan sendiri sesuai dengan daerah asal kamu tinggal. Untuk biaya pendakian sendiri tergolong sangat murah, yakni 5-7 ribu perak saja, mungkin karena Sumbing bukan termasuk wilayah Taman Nasional. Untuk parkir motor 3 ribu, mobil 10 ribu. Untuk estimasi perbekalan, disesuaikan dengan kebutuhan dan lama waktu pendakianmu. Pastikan kamu membawa cukup makanan, lebih baik lagi bawa sedikit lebih banyak dari yang dibutuhkan, untuk jaga-jaga jika ada satu hal yang tak terduga. Persiapkan juga uang tambahan untuk biaya tak terduga.

                      Tips

                      • Selalu utamakan untuk minta izin dan doa pada Orang tua, kerabat dekat, ataupun teman. Beritahukan tujuan pendakian kamu, dan beritahu kapan kamu akan pulang, sehingga jika ada sesuatu yang tak terduga, mereka bakal cepat tanggap untuk memberikan bantuan.
                      • Lihat kondisi alam dan cuaca untuk menentukan waktu pendakian. Browsing kabar tebaru dari gunung ini, jangan-jangan karena kondisi tertentu, pendakian sedang ditutup.
                      • Persiapkan fisik terlebih dahulu, minimal seminggu sebelum waktu keberangkatan.
                      • Pelajari kondisi medan dan karakteristik gunung yang dituju. Ketahui dimana letak sumber air yang tersedia, agar kamu bisa mempersiapkan perbekalan yang dibutuhkan.
                      • Persiapkan peralatan dengan lengkap, kondisi bagus, dan benar-benar aman untuk digunakan.
                      • Jika kamu masih pemula, atau belum terlalu berani untuk mendaki sendiri, lakukan pendakian dengan personil grup minimal 3 orang.
                      • Diusahakan untuk tidak membuat api unggun, kecuali untuk kondisi darurat. Jika kamu seorang perokok, jangan buang puntung rokok yang masih menyala secara sembarangan. Gunung Sumbing merupakan gunung yang rentan kebakaran, apalagi pada musim kemarau.
                      • Baca tips-tips pendakian lainnya disini.

                      Referensi :

                      infopendaki.com
                      id.wikipedia.org

                      Baca juga : info gunung Merbabu

                      Jumat, 21 Agustus 2015

                      Gunung Merbabu (3.142 mdpl)

                      via madimuktiyonotravelnotes.wordpress.com
                      Info Gunung Merbabu - Siapa yang tak kenal Gunung Merbabu, belakangan ini Merbabu menjelma menjadi salah satu destinasi favorit pendakian di Indonesia. Dengan banyaknya jalur pendakian, dan juga pemandangan alam yang sangat mempesona, tak heran Gunung Merbabu yang setinggi 3.142 mdpl ini jadi idaman para pendaki untuk menghabiskan waktu luangnya. Merbabu terkenal dengan padang sabana-nya yang sangat luas, tempat ini kerap dijadikan latar berfoto para pendaki yang datang berkunjung kemari.

                      Beberapa hari ini, nama gunung Merbabu sedang ramai-ramainya menjadi pemberitaan di beberapa media, baik online maupun cetak. Kebakaran hebat yang sedang berkobar di gunung ini membuat geger masyarakat, khususnya para penikmat alam dan pecinta lingkungan. Gunung yang sedang menjadi destinasi favorit para pendaki ini memang memiliki karakteristik vegetasi yang yang rentan mengalami kebakaran, apalagi jika musim kemarau datang melanda. Maka dari itu, sebagai pendaki, kita harus bisa menjaga prilaku dan kebiasaan untuk tidak melakukan aktivitas-aktivitas yang dapat memicu terjadinya kebakaran.

                      Lokasi

                      from infopendaki.com

                      Gunung Merbabu yang bersebelahan dengan Merapi berada di Jawa Tengah, tepatnya masuk kedalam 4 wilayah administratif, yakni Boyolali di sisi timur dan selatan, Magelang di lereng barat, serta Salatiga dan Semarang di utara.

                      Spot Menarik

                      Ada banyak sekali keindahan yang tersimpan di gunung Merbabu. Mulai dari padang sabana yang sangat luas, momen sunrise yang indah, bunga-bunga edelweiss, dan tentunya view ke gunung-gunung yang ada di sekitar. Jika kamu naik lewat jalur Selo, kamu bakal disuguhi view gunung Merapi yang sangat mewah, hal inilah yang kemudian membuat jalur Selo menjadi favorit para pendaki.
                      • View Gunung Merapi
                      from @mehoo_21
                      • Sabana
                      from @mehoo_21
                      • Sunrise
                      from @wildnsf

                      Puncak

                      Gunung Merbabu memiliki 2 puncak yang kerap dikunjungi para pendaki, yakni puncak Syarif dan puncak Kentheng Songo atau Triangulasi. Puncak paling tinggi adalah Kentheng Songo dengan ketinggian mencapai 3.142 meter dari permukaan laut.
                      • Puncak Syarif (3.119 mdpl)
                      from @aiparief
                      • Puncak Kentheng Songo/Triangulasi (3.142 mdpl)

                      Jalur Pendakian

                      • Selo (Boyolali)
                      Jalur ini adalah yang paling populer digunakan para pendaki, medannya yang tergolong tak terlalu berat, serta pemandangannya yang super indah membuat jalur ini sangat cocok digunakan para pendaki pemula serta para pecinta fotografi alam. Desa Selo berada di wilayah Kabupaten Boyolali, desa ini letaknya sangat strategis, karena berada diantara 2 gunung yakni Merbabu dan Merapi. Jika kamu berniat untuk mendaki keduanya, Selo sangat cocok dipilih untuk starting dan meeting point.

                      Untuk sampai ke Desa Selo, kamu bisa datang lewat Magelang ataupun Boyolali. Disini ada banyak basecamp yang bisa kamu gunakan untuk beristirahat dan menyimpan kendaraan yang dibawa. Ada banyak juga warung-warung makan yang bisa kamu kunjungi untuk mengisi perut sebelum atau sesudah melakukan pendakian.

                      Waktu tempuh perjalanan pendakian jalur Selo kurang lebih selama 8-9 jam, dengan rincian sebagai berikut :

                      Dari Basecamp ke Pos 1 kurang lebih 2,5 jam
                      Pos 1 ke Pos 2 kurang lebih stengah jam
                      Pos 2 ke Sabana 1 kurang lebih 2,5 jam
                      Sabana 1 ke Pos 3 lalu ke Sabana 2 kurang lebih 1,5 sampai 2 jam
                      Sabana 2 ke puncak Kentheng Songo kurang lebih 1 jam
                      Puncak Kentheng Songo ke Puncak Syarif kurang lebih stengah jam

                      Berikut sedikit gambaran foto-foto pendakian Merbabu via Selo.

                      from @ibnunurkafi
                      from @erikaaerill
                      from @ikhwanfauji
                      • Kopeng (Salatiga)
                      Ada 2 jalur yang bisa dipilih jika kamu ingin mendaki Merbabu via Kopeng, yakni via Cunthel dan Thekelan yang nantinya akan bertemu di dekat pemancar. Kedua jalur ini memiliki karakteristik yang cukup sama, yakni cukup ekstrem. Jika kamu merupakan pendaki yang suka tantangan, mendaki Merbabu via Kopeng bisa jadi pilihan yang bagus, banyak sekali tanjakan terjal dengan medan curam yang bakal ditemui. Kopeng sendiri berada di wilayah Kabupaten Salatiga.

                      Jika kamu mendaki lewat Cunthel, waktu perjalanan yang dibutuhkan kurang lebih 8-9 jam, tergantung kecepatan langkah mendakimu. Rincian waktunya adalah sebagai berikut :

                      Basecamp menuju Pos 1 kurang lebih 1 jam
                      Pos 2 ke Pos 2 kurang lebih 1 jam
                      Pos 2 ke Pos 3 kurang lebih 1 jam
                      Pos 3 ke Pos 4 kurang lebih 1 jam
                      Pos 4 menuju Pemancar kurang lebih 1 stengah jam
                      Pemancar menuju Puncak Syarif kurang lebih 1 stengah jam
                      Puncak Syarif ke Puncak Kenteng Songo kurang lebih 1 jam

                      Sedangkan jika via Thekelan juga makan waktu 8-9 jam hampir sama seperti lewat Chuntel. Rincian waktunya bisa dilihat di bawah ini :

                      Basecamp ke Pos Pending kurang lebih 1 jam
                      Pos Pending ke Pos 1 Gumuk kurang lebih 1 jam
                      Pos 1 Gumuk menuju Pos 2 Lempong Sampan kurang lebih 1jam
                      Pos 2 Lempong Sampan menuju Pos 3 Watu Gubuk kurang lebih 1 jam
                      Pos 3 Watu Gubuk ke Pos 4 Pemancar kurang lebih  1 jam
                      Pos 4 Pemancar ke Pos 5 Helipad kurang lebih 1 jam
                      Pos 5 Helipad ke Puncak Syarif kurang lebih 1 jam
                      Pucak Syarif menuju Puncak Kenteng Songo/Triangulasi kurang lebih 1 jam

                      Untuk waktu tempuh turun gunung, pastinya bakal lebih cepat dari waktu pendakian, karena trek dipastikan didominasi turunan, barang bawaan pun sudah berkurang, hanya tergantung kecepatan langkah kakimu saja. Perlu diingat untuk jangan turun terlalu terburu-buru, lebih baik sedikit lambat demi menghindari kecelakaan dan cedera.
                      Berikut sedikit penampakan pendakian Merbabu via Kopeng.

                      from @dianzaitunah
                      from @putriempatlima
                      • Wekas (Magelang)
                      Berikutnya ada jalur Wekas yang masuk wilayah Magelang. Jalur ini bisa dibilang yang paling menengah diantara lewat Kopeng yang ekstrem, dan Selo yang santai. Untuk sampai ke Wekas, kamu bisa menuju Magelang kota terlebih dahulu, untuk kemudian mencari angkutan menuju Wekas. Keuntungan mendaki lewat jalur ini adalah tersedianya sumber air di Pos 2.

                      Pendakin lewat jalur ini punya waktu tempuh yang tak terlalu beda dengan jalur lainnya, yakni 8-9 jam, dengan rincian sebagai berikut :

                      Basecamp ke Pos 2 kurang lebih 3 stengah jam
                      Pos 2 ke Persimpangan kedua sebelum puncak kurang lebih 4 jam
                      Persimpangan menuju Puncak Syarif kurang lebih setengah jam
                      Puncak Syarif ke Puncak Kenteng Songo kurang lebih stengah jam

                      Berikut sedikit gambaran lewat foto-foto pendakian Merbabu via Wekas.

                      Estimasi Biaya

                      Untuk ongkos dari tempat asalmu menuju basecamp pendakian yang kamu pilih, silahkan kalkulasikan sendiri, karena pasti berbeda-beda tiap orangnya. Untuk tiket pendakian semua jalur punya tarif sama yakni Rp.10.000,- per orang per hari. Untuk tarif parkir kendaraan, motor Rp.3.000,- mobil Rp.10.000,-. Perhitungkan juga biaya untuk membeli perbekalan ransum, P3K, sewa alat (jika tak punya alat pendakian), dan biaya tak terduga.

                      Tips

                      • Selalu utamakan untuk minta izin dan doa pada Orang tua, kerabat dekat, ataupun teman. Beritahukan tujuan pendakian kamu, dan beritahu kapan kamu akan pulang, sehingga jika ada sesuatu yang tak terduga, mereka bakal cepat tanggap untuk memberikan bantuan.
                      • Lihat kondisi alam dan cuaca untuk menentukan waktu pendakian. Browsing kabar tebaru dari gunung ini, jangan-jangan karena kondisi tertentu, pendakian sedang ditutup.
                      • Persiapkan fisik terlebih dahulu, minimal seminggu sebelum waktu keberangkatan.
                      • Pelajari kondisi medan dan karakteristik gunung yang dituju. Ketahui dimana letak sumber air yang tersedia, agar kamu bisa mempersiapkan perbekalan yang dibutuhkan.
                      • Persiapkan peralatan dengan lengkap, kondisi bagus, dan benar-benar aman untuk digunakan.
                      • Jika kamu masih pemula, atau belum terlalu berani untuk mendaki sendiri, lakukan pendakian dengan personil grup minimal 3 orang.
                      • Diusahakan untuk tidak membuat api unggun, kecuali untuk kondisi darurat. Jika kamu seorang perokok, jangan buang puntung rokok yang masih menyala secara sembarangan. Gunung Merbabu merupakan gunung yang rentan kebakaran, apalagi pada musim kemarau.
                      • Baca tips-tips pendakian lainnya disini.

                      Referensi :
                      infopendaki.com
                      id.wikipedia.org

                      Kebakaran di Gunung-Gunung Indonesia, Apakah Sebuah Pertanda?


                      from @indoadvent
                      Setelah kabar kematian, kecelakaan, dan hilangnya pendaki saat sedang melakukan kegiatan pendakian gunung, kini kabar duka lainnya hadir meramaikan dunia pendakian. Beberapa gunung di pulau Jawa, yang biasa didaki, mengalami bencana kebakaran. Mulai dari gunung Merbabu, Lawu, Merapi, Slamet, Ciremai, hingga Semeru kini sedang bergelut dengan si jago merah. Belakangan ini, cuaca memang sedang panas-panasnya karena saat ini negara kita memang masih dilanda musim kemarau, namun belum diketahui pasti sebab-sebab terjadinya kebakaran di beberapa Gunung Tinggi tersebut. Beberapa pakar berspekulasi sebab kebakaran-kebakaran di gunung ini diantaranya mungkin saja disebabkan oleh ulah manusia. Bisa karena pembakaran lahan yang dilakukan masyarakat, atau ulah pemburu hewan, atau bisa juga disebabkan oleh tindakan para pendaki gunung. Nah lo, pendaki masih kerap disebut-sebut sebagai salah satu penyebab terjadinya bencana alam ini, kenapa? Apa para pendaki hanya jadi kambing hitam? Atau memang faktanya demikian? Jawabannya mudah, karena dulu, sering terjadi hal serupa yang disebabkan ulah pendaki gunung yang teledor, baik saat membuat api unggun, atau membuang puntung rokok sembarangan, sehingga tak heran kalangan pendaki jadi salah satu opsi untuk dijadikan kambing hitam atas timbulnya bencana ini. Ya, meski mungkin buka kita-kita pelakunya, namun hal ini patut untuk kita renungkan bersama, sebagai bahan pembelajaran, introspeksi dan evaluasi diri.

                      Dulu-dulu mungkin kejadian seperti ini juga pernah terjadi, namun terus terang, bagi saya yang masih newbie dan masih sangat awam dengan dunia pendakian, tragedi ini rasanya merupakan yang pertama yang begitu menyita perhatian sekaligus sedikit menampar hati saya. Beberapa gunung yang identik sebagai destinasi pendakian di Indonesia, tiba-tiba mengalami bencana yang serupa secara hampir bersamaan. Pertanyaan besar otomatis langsung terlintas dalam benak saya, ada apa ini? Apa ini sebuah pertanda kalau alam mulai marah? Atau Tuhan mulai murka pada kita semua?

                      Ditengah semakin gegap gempitanya dunia pendakian dewasa ini, kejadian ini seharusnya menjadi bahan renungan yang sangat bagus bagi para pendaki, entah itu bagi mereka yang telah senior, ataupun buat kawan-kawan yang masih pemula atau newbie seperti saya ini. Selama kita melakukan pendakian-pendakian menuju puncak tertinggi, barangkali kita telah mengabaikan rasa kepedulian terhadap alam. Mungkin selama ini kita sudah terlalu egois dan arogan termakan ambisi ingin menaklukkan gunung saja, hingga melupakan rasa hormat, sopan, dan santun terhadap sang tuan rumah, yakni gunung itu sendiri yang merupakan bagian dari alam semesta.

                      Bencana ini hampir dipastikan bakal melahap banyak keindahan yang tersimpan di tanah-tanah tertinggi, seperti di Ciremai misalnya, kabarnya banyak sekali vegetasi bunga edelweiss yang hangus dilahap di jago merah. Atau di gunung Merbabu, kabarnya api yang berkobar sudah mulai membakar sabana 2 yang sering kita jadikan tempat berfoto ria. Menyedihkan memang, namun sekali lagi hal merupakan pesan yang sangat bagus sebagai bahan renungan dan pembelajaran bagi kita semua, agar di kemudian hari kita bisa bertansformasi menjadi pendaki yang lebih baik dari kemarin. Semoga api yang sedang membara di gunung-gunung Indonesia cepat mereda dan menghilang, mari kita berdoa bersama, mari kita renungkan bersama, mari kita evaluasi diri bersama-sama.

                      Tulisan ini hanya sebuah opini dan coretan dan penulis, jika ada salah-salah kata, mohon dimaafkan. Sebagai penutup, saya akan mengutip sebuah bait dari lagu Ebiet G Ade yang berjudul "Berita Kepada Kawan", rasanya sangat cocok sekali dengan kondisi yang ada saat ini. Salam Lestari!

                      Mungkin Tuhan mulai bosan
                      Melihat tingkah kita
                      Yang selalu salah dan bangga
                      dengan dosa-dosa
                      Atau alam mulai enggan
                      Bersahabat dengan kita
                      Coba kita bertanya pada
                      Rumput yang bergoyan
                      g

                      Kamis, 20 Agustus 2015

                      Gunung Merapi (2.930 mdpl)

                      from @antonievenli
                      Info Gunung Merapi - Gunung Merapi merupakan salah satu gunung api paling aktif di Indonesia. Dalam selang beberapa tahun ke belakang, Merapi kerap mengalami erupsi dalam waktu yang cukup lama. Dalam salah satu letusannya, bahkan gunung ini turut menewaskan juru kuncinya yang cukup terkenal di Indonesia yakni Mbah Maridjan. Dari tahun ke tahun setelah erupsi yang berkepanjangan, puncak Merapi selalu berubah bentuk menjadi semakin sempit. Dari hasil erupsi tersebut, muncul puncak-puncak baru yang cukup sulit dijangkau, dan beberapa waktu lalu puncak Merapi sempat menelan satu korban karena kecelakaan saat sedang berfoto di atas puncak tersebut. Kejadian ini sempat bikin geger dunia pendakian, setelahnya, ada kabar jika pendakian Merapi kini hanya diperbolehkan hingga Pasar Bubrah saja, namun nampaknya kabar tersebut hanya sebatas rumor saja, karena hingga sekarang masih banyak para pendaki yang terus berdatangan untuk menginjakkan kaki di puncak gunung yang sangat terkenal ini. Jika kamu ingin mendaki gunung Merapi, lebih baik pilih waktu dan kondisi saat sedang benar-benar aman, karena menurut catatan, Gunung Merapi ini merupakan salah satu gunung yang sangat berbahaya, kegiatan Erupsi (puncak letusan) gunung ini bisa terjadi dalam selang waktu 2- 5 tahun.

                      Lokasi

                      Merapi termasuk kedalam wilayah perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan DIY, lereng sisi selatan gunung ini masuk kedalam wilayah Kabupaten Sleman Yogyakarta, sementara sisanya terbagi antara 3 wilayah kabupaten di Jawa Tengah, yakni Magelang, Klaten dan Boyolali. Gunung Merapi juga termasuk kedalam kawasan Taman Nasional Gunung Merapi yang diresmikan sejak tahun 2004. Hingga jarak 4 km dari puncak gunung ini, pada ketinggian 1700 mdpl masih dapat ditemukan pemukiman penduduk, sehingga tak heran saat erupsi berlangsung, banyak sekali korban berjatuhan.

                      Spot Menarik

                      • Pasar Bubrah
                      from @tanah_lumpur

                      from @aripday
                      • Trek Ekstrem
                      from @yogiwijayapratama
                      from @jatulaksa
                      • Puncak

                      Puncak

                      • Puncak Garuda (Sebelum letusan 2010) *kini Puncak Merapi

                      Jalur Pendakian

                      • Selo (Boyolali)
                      Jalur ini adalah jalur pendakian paling aman dan paling populer untuk mendaki gunung Merapi dewasa ini. Sejak letusan terakhir pada 2010, jalur lainnya sangat tidak direkomendasikan, karena kondisinya yang cukup berbahaya. Selo merupakan sebuah desa yang berada di wilayah Kabupaten Boyolali, untuk mencapai desa ini, jika dari arah Jogja bisa terlebih dahulu menuju ke pasar Muntilan, sementara dari Boyolali kamu bisa berhenti di terminal Boyolali, kemudian menuju ke Cepogo dan kemudian Selo, sementara dari arah Semarang, bisa menuju ke pasar Ampel, kemudian Cepogo, lalu Selo. Bagi kamu yang baru pertama kali mencoba datang ke sini, lebih baik tanya dulu kesana-kemari, agar tahu persis moda transportasi apa yang bisa digunakan, dan juga estimasi ongkos perjalanan.

                      Basecamp pendakian yang ada di Desa Selo ini berada di ketinggian kurang lebih 1600 mdpl. Rute pendakiannya, mulai dari Basecamp menuju New Selo (kurang lebih stengah jam), lalu New Selo - Pos 1 (kurang lebih 2,5 jam), lalu Pos 1 - Pos 2 (kurang lebih satu stengah jam), Pos 2 - Watu Gajah (kurang lebih sejam), dan dari Watu Gajah menuju Pasar Bubrah (kurang lebih stengah jam). Pasar Bubrah merupakan tempat yang biasanya dijadikan tempat camp para pendaki, dari sini menuju ke puncak, kamu bakal disuguhi trek ekstrem Merapi yang terkenal itu. Pendakian dari Pasar Bubrah menuju Puncak sendiri biasanya makan waktu kurang lebih sejam perjalanan, sehingga jika ditotal pendakian dari Basecamp menuju Puncak bisa makan waktu 7 jam perjalanan. Waktu perjalanan sendiri tergantung kepada speed mendaki yang biasa kamu lakukan, jadi patokan waktu tersebut mungkin akan berbeda-beda pada tiap orangnya. Untuk waktu turun, pastinya bakal lebih cepat dari waktu naik, namun karena trek ekstrem gunung ini, kemungkinan perbedaan waktunya tak terlalu jauh.

                      from unycommunity.com

                      Dari jalur Selo, kamu bakal disuguhi pemandangan indah kota Boyolali dan Gunung Merbabu, karena memang Selo juga merupakan salah satu jalur pendakian untuk mendaki gunung Merbabu. Merbabu dan Merapi merupakan 2 gunung yang sangat berdekatan, layaknya gunung Gede-Pangrango dan Sindoro-Sumbing.
                      • Babadan (Magelang)
                      • Kinahrejo (Sleman)

                      Estimasi Biaya

                      Untuk perihal estimasi biaya perjalanan, kamu perlu memperhitungkan sendiri ongkos transportasi menuju kesini dari daerahmu masing-masing, ditambah ongkos masuk Rp 10.000,- per orang per hari (awal tahun 2015), parkir motor Rp 3.000,- Mobil Rp 10.000,- (awal tahun 2015), dan juga biaya untuk bahan makanan dan perbekalan. Perhitungkan dengan cermat segala kebutuhan perbekalan pendakian yang akan kamu lakukan. Lebih baik bawa uang dan perbekalan lebih, untuk jaga-jaga jika ada kondisi yang tak diharapkan.

                      Tips

                      • Yang pertama, pastinya harus ijin sama orang tua ya bos, kalo ngga ada bisa ke keluarga atau sahabat dekat saja. Belakangan banyak kejadian buruk yang menimpa mereka yang melalaikan hal penting satu ini.
                      • Pilih waktu pendakian saat cuaca sedang bagus, jika kebetulan cuaca berubah buruk, jangan ragu untuk membatalkan pendakian, prioritaskan keselamatan dapada sekedar ambisi pribadi.
                      • Latihan fisik dulu ya, jangan berangkat tanpa persiapan, nanti nyusahin orang laen.
                      • Always follow safety rules. So' Inggris banget ya, hehe. Pokoknya selalu utamakan keselamatan ya guys, cek perbekalan dan peralatan dulu sebelum berangkat. Bawa selalu Survival kit dan P3K. Gunakan selalu peralatan standar mendaki gunung, detail lengkap peralatan mendaki, baca disini.
                      • Jaga sikap dan kelakuan. Jangan sombong dan seenaknya, hargai aturan dan budaya masyarakat setempat. Jangan buang sampah dan merusak. Jadilah pendaki yang budiman.
                      • Karena kondisi gunung ini yang sangat tandus dan berdebu, pastikan membawa persediaan air yang cukup, dan juga bawa masker atau slayer, atau apapun yang bisa membantu menyaring debu yang menerpa hidung.

                      Baca juga : info gunung Lawu

                      7 Hal yang Sering Membuat Rindu Mendaki Gunung


                      Dengan semakin canggihnya ilmu pengetahuan, para ilmuwan sudah sering membahas tentang manfaat dan keuntungan yang bisa kita dapat dari mendaki gunung. baik itu untuk kesehatan tubuh maupun kesehatan pikiran.

                      Dengan fakta itu, tak heran, dari hari ke hari, jumlah pendaki gunung semakin meningkat pesat. Di negara kita, belakangan mendaki gunung juga telah menjadi semacam tren yang sedang sangat populer di kalangan anak muda. Gunung-gunung yang tadinya sepi, berubah menjadi ramai dikunjungi para pendaki, yang entah mendaki untuk mencari petualangan ataupun sekedar untuk melarikan diri dari penatnya rutinitas kehidupan sehari-hari.

                      Mendaki gunung termasuk olahraga yang cukup ekstrim, dengan berbagai ancaman dan bahaya yang sering mengintai. Dan mendaki itu bukan aktivitas yang mudah dilakukan, karena butuh kekuatan fisik yang prima dan banyak peralatan khusus mendaki. Meski begitu, jarang sekali ada orang yang kapok setelah pulang mendaki, malah kebanyakan dari mereka menjadi ketagihan dan rindu untuk pergi mendaki lagi.

                      Kali ini, saya akan mencoba memberikan bahasan tentang 7 hal yang sering membuat orang jatuh cinta dengan mendaki gunung. Dan berdasarkan pengalaman yang saya rasakan, tak jarang, hal-hal ini sering membuat kita rindu untuk pergi mendaki lagi.

                      1. Perjalanan panjang yang melelahkan sekaligus menyenangkan

                        Banyak orang bilang, sensasi mendaki gunung yang paling utama itu bukan menggapai puncak, namun lebih kepada perjalanan dan segala pengorbanan yang sudah dilakukan selama berjuang melawan lelah sepanjang perjalanan.

                        Lelah, lesu, capek, pegal, semua kesengsaraan itu pasti pernah kita rasakan saat mendaki, namun justru dari kesengsaraan itulah, kemudian semuanya terasa menjadi sangat berharga, karena manisnya puncak gunung hanya bisa kita dapatkan setelah berlelah-lelah berjuang.

                        Selain itu, dari perjalanan panjang yang kita lakukan saat mendaki gunung, selalu saja ada cerita indah yang terekam, beberapa diantaranya sering menjadi kenangan tak terlupa.

                        2. Bertemu dengan tempat-tempat indah yang jarang didatangi orang

                          Sudah bukan rahasia lagi jika gunung-gunung tinggi di Indonesia selalu punya tempat-tempat indah yang tersembunyi di dalam lebat dan liar hutan belantaranya. Tak sembarang orang bisa mengunjungi tempat-tempat indah tersebut, karena untuk bisa sampai kesana, dibutuhkan perjuangan yang tak mudah. Mereka yang enggan berlelah-lelah, sudah pasti tak akan pernah merasakan sensasi menemukan keindahan-keindahan Indonesia yang tersembunyi ini.

                          3. Mendapat teman-teman baru yang berjumpa di tengah perjalanan

                            Sudah bukan rahasia lagi, jika pendaki gunung itu terkenal dengan sifat ramah dan rasa solidaritas yang tinggi. Jadi jangan kaget jika sewaktu-waktu kita punya kesulitan di tengah pendakian, akan selalu ada pendaki lain yang siap membantu dan menolong.

                            Meski tak saling kenal, sapaan akrab nan hangat hampir pasti akan kita dapatkan saat berpapasan dengan pendaki lain. Jika kebetulan kita pintar bergaul dan berkomunikasi, bukan tak mungkin kita bakal sering mendapat teman baru dari setiap perjalanan pendakian yang kita lakukan. Dan kadangkala hubungan pertemanan itu bisa berlanjut dengan melakukan pendakian bersama di kemudian hari.

                            4. Ngopi bersama kawan seperjalanan

                              Survey membuktikan kalau sensasi ngopi di warung dengan sensasi ngopi di gunung itu jelas-jelas sangat berbeda. Menikmati secangkir kopi hangat di tengah dinginnya udara pegunungan, sudah pasti rasanya lebih nikmat. Apalagi jika dinikmati sambil mengobrol hangat dengan kawan, bercerita tentang kejadian-kejadian sepanjang perjalanan, sambil diselingi sedikit canda dan tawa, kenikmatannya jelas akan menjadi berlipat-lipat.

                              Pendaki gunung dengan kopi itu sudah seperti pasangan serasi yang sulit terpisahkan (meski tak semua pendaki yang tak suka ngopi). Seperti banyak orang bilang, ada kenyamanan, kenikmatan, dan keakraban dalam hangat secangkir kopi, apalagi saat dinikmati di tengah damainya alam. 

                              5. Menginjakkan kaki di puncak tertinggi sering memunculkan perasaan yang tak terkatakan

                                Meski banyak yang bilang kalau mendaki itu bukan hanya soal puncak, namun tetap saja mencapai puncak sering menjadi tujuan utama bagi kebanyakan pendaki gunung, karena tempat tertinggi selalu punya magnet yang membikin hati ingin menggapainya.

                                Menapaki tanah tertinggi sering memberikan sensasi yang saking hebatnya, sangat sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata. Apalagi jika puncak yang telah kita gapai adalah puncak pertama dalam hidup kita, otomatis sensasi yang kita rasakan pastinya bakal campur aduk tak karuan, antara bahagia, syukur, sedih, haru, bangga, dan lain sebagainya.

                                Dan satu hal yang pasti, dari atas puncak tertinggi, kita bakal bisa menikmati pemandangan yang super indah, yang menjadi bonus tambahan setelah kita berlelah-lelah berjuang sepanjang perjalanan.

                                6. Menikmati pemandangan sunrise atau sunset yang mempesona
                                  A photo posted by Yunus Tajirin (@yunustjr) on

                                  Siapa yang tak suka dengan momen-momen ini. Muncul dan tenggelamnya matahari selalu memunculkan warna berbeda yang menghiasi langit hingga menampakkan keindahan yang sangat luar biasa.

                                  Dilihat dari tempat manapun, pemandangan sunrise dan sunset memang selalu menampakkan keindahan yang khas, apalagi jika dinikmati dari atas puncak gunung, sudah pasti view-nya bakal jadi super super indah. Ditambah lagi kalau kebetulan ada lautan awan yang menghampar, so pasti keindahannya bakal jadi berlipat-lipat.

                                  Banyak sekali para pendaki (kebanyakan pecinta fotografi) yang sengaja mendaki gunung karena ingin menikmati dua momen indah ini.

                                  7. Mendapat foto-foto super keren sebagai kenangan yang bakal diingat hingga hari tua

                                    Take nothing but picture, kalimat ini merupakan salah satu aturan dasar berkegiatan di alam bebas, yang artinya kita tidak boleh mengambil apapun yang ditemukan di alam, selain hanya gambar atau foto.

                                    Siapa yang tak suka berfoto, apalagi di tempat-tempat yang punya keindahan pemandangan yang menakjubkan. Bagi kebanyakan orang, berfoto di gunung adalah satu hal yang wajib dilakukan, demi mengabadikan momen yang bakal menjadi kenangan tak terlupa.

                                    Dan foto-foto di gunung itu hasilnya tak pernah mengecewakan, selalu keren dan indah. Tak jarang foto-foto di gunung sering menjadi andalan banyak orang untuk digunakan sebagai foto profil di media sosial.